PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kabupaten Bandung Barat merupakan salah
satu kabupaten yang belum lama terbentuk di Jawa Barat. Kabupaten ini terbentuk
pada tanggal 2 Januari 2007. Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu 1.305,77
KM², terletak antara 60º 41’ s/d 70º 19’ lintang Selatan dan 107º 22’ s/d 108º
05’ Bujur Timur. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 M dan Maksimum 2.2429 M
dari permukaan laut. Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 – 8%, 8 – 15%
hingga diatas 45%, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah barat : berbatasan dengan
kabupaten Cianjur
Sebelah utara : berbatasan dengan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.
Selebah timur : berbatasan dengan
Kabupaten bandung dan Kota Cimahi.
Sebelah selatan : berbatasan dengan
Selatan Kabupaten Badung dan Kabupaten Cianjur.
Cakupan wilayah Kabupaten Bandung Barat,
meliputi 15 (lima belas) kecamatan yang terdiri dari : Padalarang,
Cikalongwetan, Cililin, Parongpong, Cipatat, Cisarua, Batujajar, Ngamprah,
Gununghalu, Cipongkor, Cipeundeuy, Lembang, Sindangkerta, Cihampelas dan
Rongga.
Dilihat dari sisi penggunaan lahan di
wilayah Kabupaten Bandung Barat, penggunaan lahan untuk budidaya pertanian merupakan
penggunaan lahan terbesar yaitu 66.500,294 HA, sedangkan yang termasuk kawasan
lindung seluas 50.150,928 HA, budidaya non peratanian seluas 12.159,151 HA dan
lainnya seluas 1.768,654 HA.
Luas wilayah lindung di daerah Kabupaten
Bandung Barat terkait dengan isu kawasan bandung utara, disamping itu dilihat
dari kondisi fisik geografis posisi wilayah Kabupaten Bandung Barat dinilai
kurang menguntungkan, hal ini dikarenakan terdiri dari banyak cekungan yang
berbukit-bukit dan di daerah-daerah tertentu sangat rawan dengan bencana alam.
Secara administrasi batas wilayah
Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:
Utara :
Kecamatan Cikalong Kulon (Kabupaten
Cianjur); Kecamatan Maniis, Darang, Bojong &, Kecamatan Wanayasa (Kab.
Purwakarta);Kec. Sagalaherang, Jalancagak & Cisalak (Kab. Subang), dan Kab.
Sumedang;
Timur :
Kecamatan Cilengkrang, Kec. Cimenyan,
Kecamatan Margaasih, Kecamatan Soreang (Kabupaten Bandung); Kecamatan Cidadap,
Kecamatan Sukasari (Kota Bandung); Kec. Cimahi Utara, Kec. Cimahi Tengah, dan
Kecamatan Cimahi Selatan (Kota Cimahi);
Selatan :
Kecamatan Ciwidey dan Rancabali
(Kabupaten Bandung); Kecamatan Pagelaran (Kabupaten Cianjur);
Barat :
Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibeber,
Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Mande (Kabupaten
Cianjur).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Potensi lahan
pertanian di Kabupaten Bandung Barat
2.
Produksi
pertanian di Kabupaten Bandung Barat
3.
Kepadatan
penduduk per KM2
4.
Kepadatan
penduduk per hektar
5.
Persediaan
pangan perkapita
6.
Apakah Kabupaten
Bandung Barat memungkinkan untuk swasembada produk pertanian?
1.3
Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah mengenai potensi lahan pertanian di Kabupaten Bandung Barat
ini adalah untuk memberikan informasi mengenai data-data pertanian serta
penduduk disana. Sehingga diharapkan kedepannya Kabupaten Bandung Barat dapat
menjadi lebih baik.
BAB
2
PEMBAHASAN
1
2
2.1
Pengembangan
Potensi Pertanian
Kabupaten Bandung Barat mempunyai potensi
beberapa komoditas unggulan komparatif maupun kompotitif dibidang pertanian
holtikultura, yaitu sayuran, buah-buahan seperti alpukat, jambu biji,pisang,
dan bunga yang terdiri dari krisan, gladiola dan anggrek. Sebaran komunitas
tersebut terletak disebelah utara Kabupaten Bandung Barat yaitu di Kecamatan
Lembang, Parongpong dan Cisarua.
Seiring dengan pertumbuhan permintaan
pasar domestik terhadap bunga dan daun potong sebesar 15 % , tahun 2010
dilokasi tersebut dibuat Kawasan Bunga dan Daun Potong (KABUDAPO) untuk
memenuhi konsumen Florist, WO, perangkaidan hotel Sebesar 70 % produksi dari
KABUDAPO ini masuk pasar Rawa Belong.selain komoditas tersebut juga komoditas
yang cukup strategis untuk dikembangkan disebelah selatan Kabupaten Bandung
Barat yaitu padi sawah, jagung dan kacang-kacangan. Luas lahan pertanian di
Kabupaten Bandung Barat terdiri dari lahan basah (sawah dan kolam) seluas
12.168 Ha, lahan darat seluas 118.409 Ha, wilayah Kecamatan yang memiliki luas
tanam paling banyak yaitu Kecamatan Gunung Halu seluas 3.804 Ha, selanjutnya
Kecamatan Cipatat, Sindangkerta, Rongga dan Cihampelas.
2.2
Pengembangan
Potensi Perkebunan
Berdasarkan data Rekapitulasi, komoditas perkebunan yang
memberikan paling banyak kontribusi produksi di 15 kecamatan Kabupaten Bandung
Barat, yaitu :
1. Teh sebanyak 91555.9 ton, yang berlokasi di Cikalong
Wetan, Cisarua,
Sindangkerta, (teh
rakyat) kemitraan dengan PTPN XIII dengan PBS.
2. Kelapa sebanyak 1065.9 ton, yang berlokasi di Kecamatan
Sindangkerta,
Gununghalu, Rongga,
Cipongkor dan Cikalong Wetan.
3. Karet sebanyak 2068 ton, yang berlokasi di Kecamatan
Cipeundeuy dan
Cipatat.
4. Kopi sebanyak 510,56 ton, yang berlokasi di Kecamatan
Gununghalu,
Sindangkerta
Cililin, Cipongkor dan Cikalongwetan.
5. Cacao, yang berlokasi di Kecamatan Cipongkor, Cipatat dan
Cipeundeuy.
6. Aren yang berlokasi di Kecamatan Sindangkerta, Gununghalu,
Rongga,
Cipongkor dan
Cikalongwetan.
7. Cengkeh di Kecamatan Cikalongwetan, Cisarua dan Ngamprah.
2.3
Kepadatan
Penduduk
Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas
wilayah 1.311,31 km2 dan merupakan salah satu kabupaten dengan
tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Terdapat 1.588.781 penduduk yang
terdiri dari 807.694 pria dan 781.087 wanita di Kabupaten ini. Terdapat 322.653
kepala keluarga di Kabupaten ini. Para penduduk di Kabupaten ini terbagi dalam
beberapa jenis mata pencaharian seperti di sektor pertanian dan buruh tani
dengan persentase tertinggi mencapai 33.87 %. Sektor Industri 16,53 %, sektor
Perdagangan 15,51%, sektor jasa 9,51 % dan yang lainnya 24.58 %. Total produksi
beras per tahun di kabupaten ini adalah 232.780 ton.
Dari data tersebut, maka kita dapat
menyatakan bahwa :
5. Apakah
Kabupaten Bandung Barat memungkinkan swasembada pangan?
Menurut saya sangat mungkin, karena jika dilihat dari data secara
tertulis, persediaan pangan perkapitanya melebihi banyaknya konsumsi rata-rata
penduduk perkapita.
BAB
3
PENUTUP
1
2
3
3.1
Kesimpulan
1. Penggunaan lahan untuk budidaya pertanian
yaitu 66.500,294 HA.
2. Jumlah
Penduduk : 1.588.781 Jiwa.
3. Kepadatan Penduduk per km2 :
1211 jiwa/km2.
4. Kepadaran Penduduk per hektar : 23
jiwa/HA.
5. Persediaan Pangan per kapita : 700 kg/tahun.
6. Kabupaten
Bandung Barat sangat mungkin untuk melakukan swasembada pangan, karena jika
dilihat dari data secara tertulis, persediaan pangan perkapitanya melebihi
banyaknya konsumsi rata-rata penduduk perkapita.
3.2
Saran
Adapun saran yang penulis berikan yaitu :
1. Lebih ditingkatkan lagi dalam produksi
produk pertaniannya, sehingga kedepannya Kabupaten Bandung Barat bisa melakukan
swasembada pangan.
2. Pemerintah Bandung Barat harus membatasi
alih fungsi lahan pertanian menjadi pabrik atau perumahan, dikarenakan apabila
semua lahan pertanian dialih fungsikan, maka produksi produk pertanian akan
jauh berkurang.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung_Barat
http://www.bandungbaratkab.go.id/content/potensi-pertanian-perkebunan-dan-peternakan
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/data-94-Kependudukan.html
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/demografipendudukjkel.php?ia=3217&is=37
http://antarajawabarat.com/lihat/cetak/29333